Entri Populer

Jumat, 15 Maret 2013

cerpen 12 sky of keys part 9



-Key 2; Date-
            Haah~ ini sudah hari ke-empat, setelah aku mendapat kan kunci pertama ku. Aku sudah ngasih tau ke kakak, kalau aku sudah dapat kan kunci pertama ku sesuai janji. Tapi, aku belum ngasih tau dewa pelindung penghuni kunci nya. Tanpa ku beri tau pasti kalian sudah tau maskud ku.

            “Nona? Nona Ichi, bangun.”

“Ngh~?,” Merasa wajah ku basah, aku pun membuka mata ku. “Apa yang kau lakukan!?”

“Selamat pagi nona. Sarapan sudah siap, jadi nona bisa mandi terlebih dahulu,” Balas Zeref dengan wajah berseri-seri.

            Lagi-lagi dia gunakan cara itu untuk membangun kan ku. Menjijikan. Meski dia siluman kucing, apa kah dia harus melakukan nya meski aku ini perempuan? Tapi, bagaimana pun kondisi nya, dia sudah banyak membantu ku.

            “Bagaimana nona?,” Tanya Zeref begitu aku mencoba sadwich buatan nya. “Meski aku tak pandai memasak tapi setidak nya aku sudah berusaha.”

“Yah, lumayan. Setidak nya roti buatan mu lebih enak dari punya kakak,” Jawab ku langsung.

“Benar kah?”

“Oia, lain kali bisa nggak membangun kan ku tanpa harus menjilati wajah ku. Aku tau kau siluman kucing. Tapi bagaimana pun kau seorang laki-laki. Hal itu sangat di larang.”

“Um~ maaf. Aku bingung harus membangun kan nona dengan cara apa.”

            Bagaimana pun keras nya keinginan ku untuk memarahi nya selalu saja kalah oleh wajah polos nya. Aku menyerah. Tapi kembali lagi, setidak nya dia sangat berguna untuk ku. Sejak ada Zeref, aku jadi nggak kesepian lagi kalau kakak sedang nggak ada di rumah.

            “Ya sudah, aku berangkat ke sekolah dulu. Jaga rumah baik-baik, ya,” Pamit ku.

“Um~ Hati-hati di jalan, ya, nona. Selamat belajar,” Balas Zeref ramah.

            Sebenar nya nggak tega juga meninggal kan Zeref di rumah sendirian. Tapi kalau aku bawa dia.. Ah, jangan. Yang ada satu sekolah di buat gempar oleh nya. Mengingat kejadian waktu itu. Aku hampir si musuhi murid perempuan satu sekolah.

            Yah, tapi kalau di lihat-lihat, dia sudah bisa menyesuaikan diri di rumah ku. Meski terkadang insting kucing nya kambuh. Dia hampir saja mencabik-cabik semua koleksi boneka ku. Padahal itu aku beli dari sisa-sisa uang saku ku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar