Karna senang, Zeref langsung memeluk ku
erat. Tapi jujur saja. Aku senang. Karna aku bisa menepati janji ku. Di hari
pertama perburuan ku, aku bisa mendapat kan kunci langit pertama ku.
“Hey,
hentikan. Atau kau aku hajar,” Ucap ku mulai merasa nggak nyaman.
“Ma-maaf, nona,” Zeref langsung melepas
pelukan nya, kemudian mendekat kan wajah nya lalu menjilati wajah ku layak nya
seekor kucing.
“A-apa yang kau lakukan?,” Karna kaget
aku langsung mendorong nya, kemudian memegangi pipi ku yang baru saja di jilati
oleh nya. “Kau ini dewa pelindung atau kucing sebenar nya!?”
“Aku siluman kucing dan aku juga dewa
pelindung,” Jawab nya polos.
“A-apa?”
Tubuh
ku langsung membeku begitu mendengar jawaban nya. Jadi dia memang benar-benar
siluman kucing. Entah sebenar nya aku sedang sial atau beruntung. Kunci pertama
ku ternyata seorang siluman.. kucing.
“Karna
sekarang kau adalah majikan ku, jadi, nona tidak perlu lagi sungkan-sungkan
jika ingin mengelus-elus rambut ku.”
“Entah lah seperti nya setelah ini aku
nggak akan menyentuh mu.”
“Hee? Nona jahat.”
“Diam kau.”
“Nona, elus rambut ku lagi, dong.”
“Nggak mau. Menyingkir kau dari ku.”
Dengan
kunci pertama di tangan ku, petualangan ku untuk mengumpul kan kunci langit pun
di mulai. Yah, semoga saja nggak ada hal yang nggak aku suka datang setelah
ini. Karna aku nggak suka dengan masalah.
Lagipula,
aku nggak tau harus senang atau sedih sekarang. Oia, kalau kakak ku tau soal
ini, dia pasti akan terus-terusan menertawai ku. Mungkin setelah ini aku akan
sedih. Tapi, melihat dewa pelindung ini yang menawarkan diri nya, mungkin
sebaik nya aku harus bersyukur. Iya, aku akan berusaha menjadi majikan yang
baik bagi nya.
*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar