Entri Populer

Minggu, 27 Januari 2013

cerpen 12 sky of keys part 4


Pria yang ku temui di taman tadi membuat konsentrasi ku hilang. Tak terasa bel pulang pun berbunyi.

            Nggak biasa nya. Di depan gerbang banyak sekali murid perempuan berkumpul. Ada apa, ya? Oh, aku ingat. Sudah menjadi kebiasaan murid perempuan di sini kalau ada murid laki-laki dari sekolah lain mampir ke sekolah ini. Tapi, kerumunan nya lebih dari pada biasa nya.

            “Maaf, di sana ada apa, ya?,” Tanya ku pada salah seorang murid yang keliatan nya baru saja keluar dari kerumunan itu.

“Di dekat gerbang ada pria tampan!,” Jawab nya histeris.

“Pria tampan?”

“Iya! Dia nggak pakai seragam, sih. Tapi wajah nya tampan sekali!”

“Oh, begitu. Makasih.”

            Pria tampan? Aneh, nggak kayak biasa nya kerumunan terlihat begitu banyak nya. Memang nya wajah pria itu seperti apa, sih. Kok, bisa membuat hampir seluruh murid perempuan di buat gempar.

            Lagi-lagi penasaran. Aku pun mencoba mencari celah di antara murid-murid perempuan yang sedang berdesakan untuk melihat pria tampan itu. Tapi nggak masalah untuk ku yang punya badan tinggi. Aku jadi mudah melihat kedepan dengan jelas.

            “Eh? Dia, kan,” Mata ku membulat begitu melihat sosok yang ku lihat tadi pagi. “Ke-kenapa dia di sini?”

            Otak ku mulai bekerja. Dalam pikiran ku aku mencoba untuk menebak alasan kenapa pria itu ke sini. Mungkin kah dia ke sini untuk mencari ku? Memarahi ku karna aku sudah mengganggu tidur nya? Atau jangan-jangan dia mau membunuh ku? Aku langsung jadi paranoid di buat nya.

            “Ke-kenapa mereka melihat ku seperti itu?,” Gumam pria bermata sama hitam nya dengan rambut nya. “Eh?”

“Aduh,” Mata ku lebih membulat begitu sadar kalau dia melihat kearah ku.

“Ichi?”

“Dia melihat ku!”

*

Senin, 21 Januari 2013

cerpen 12 sky of keys part 3


Selain karna takut telat, aku juga gugup menghadapi orang yang lembut seperti nya aku pun kabur dari nya. Berlari menuju sekolah. Untung saja pintu gerbang sekolah belum di tutup. Itu berarti kali ini aku nggak telat.

            Tapi, mengingat kejadian tadi seperti nya aku kelewat nggak sopan nya, deh. Aku, kan, sudah mengganggu tidur nya. Tapi aku malah meninggal, kan, nya begitu saja. Aku juga belum bilang ‘permisi’ pula. Payah!

            “Ichi, kau kenapa?,” Tanya Perona teman sekelas ku begitu aku menduduki kursi ku. “Wajah mu terlihat pucat.”

“Nggak kenapa-kenapa. Aku hanya kelelahan saja, kok,” Balas ku kemudian meletakkan wajah ku begitu saja di atas meja.

“Seperti nya kau baru saja mengalami kejadian buruk, ya, Ichi.”

“Yah, mungkin seperti itu.”

            Karna nggak mau merusak hari ku, aku pun memutus kan untuk melupakan pria itu. Yah, setidak nya aku bisa melupakan nya untuk beberapa saat. Aku benar-benar nggak tau harus bagaiamana kalau misal nya aku bertemu lagi dengan nya.

            Kira-kira dia marah nggak, ya? Ah, nggak mungkin. Kalau di lihat dari wajah dan cara bicara nya, seperti nya dia orang yang penyabar. Iya. Mungkin aku nggak perlu mengkhawatir kan soal itu lagi. Toh, kejadian itu juga nggak sengaja. Bel istirahat pun berbunyi.

            “Ichi, sepulang sekolah belajar bareng, yuk?,” Ajak Perona. “Ada Judai juga soal nya.”

“Um~ bagaimana, ya?,” Aku pun mulai menerawang kea rah langit-langit, mencoba mengingat sesuatu.

“Kau ada acara sepulang sekolah, Ichi?,” Tanya Judai sambil menatap ku bingung. “Kalau ada acara, sih, Perona bisa belajar bersama dengan ku.”

“Maaf, aku baru ingat kalau hari ini aku harus membantu kakak ku,” Ucap ku menyesal.

“Oh, nggak apa-apa. Kalau begitu aku belajar nya bareng Judai saja,” Balas Perona.

“Maaf, ya.”

“Kenapa harus minta maaf?,” Sahut Judai. “Aneh, deh.”

“Ehehehehee~”

            Sebenar nya aku nggak ada acara apa-apa, sih. Hanya saja aku sedang ada masalah dengan otak ku. Dari tadi nggak mau di ajak kerja sama untuk memikir kan masalah pelajaran.

Kamis, 17 Januari 2013

cerpen 12 sky of keys part 2

-->
Yah, layak nya anak biasa, aku pun pergi kesekolah setiap pagi nya. Mengikuti pelajaran yang membosan kan dan bergaul dengan murid-murid lain nya. Di lihat dari luar, bagaimana pun juga aku adalah orang biasa.

            Ehm.. Setidak nya nggak semua hidup ku membosan kan. Terkadang aku menemukan hal-hal menarik di sela-sela hidup ku. Ah, tempat ini. Dekat pusat kota ada sebuah taman dengan beberapa pohon besar berdiri tegap di pinggir nya. Besar dan rimbun. Melihat nya membuat mata ku terasa sejuk.

            “Haah~ andai saja aku nggak perlu kesekolah, mungkin aku akan tidur di bawah salah satu pohon itu,” Gumam ku lemas. “Eh?”

            Seorang pria asing menyita pandangan ku. Yang terlihat aneh adalah pakaian nya. Karna rasa penasaran telah memenuhi otak ku, akhir nya ku berjalan mendekati nya. Tidur? Mata nya terpejam. Rambut nya menari-menari saat angin melewati nya.

            Wajah manis yang belum pernah ku lihat. Rambut nya yang hitam nampak  berkilauan di timpa sinar matahari. Tanpa sadar tangan ini hendak membelai rambut nya yang terlihat lembut itu. Ah, rambut nya lembut. Aku jadi ketagihan mengelus nya.

            Aku yang tanpa sadar sudah berjongkok di dekat nya, dari tadi mengelus-elus rambut nya sambil menatap nya kagum. Wajah lembut nya membuat ku terpesona. Aku juga sedikit merasa aneh. Dari tadi aku sudah mengelus-elus rambut nya, tapi dia diam saja. Tidur? Atau hanya pura-pura tidur?

            “Rambut nya lembut sekali. Rasa nya aku ingin sekali untuk mengelus nya setiap hari.”

            Seperti terbangun dari mimpi nya, pria yang rambut nya tengah ku-elus ini akhir nya membuka mata nya. Karna masih ketagihan, aku sampai-sampai nggak sadar kalau pria berambut pendek ini tengah menatap ku heran.

            “Ah, maaf!,” Begitu sadar aku langsung berdiri. “Maaf, kalau aku mengganggu tidur mu.”

“Tidak apa-apa, kok,” Balas nya lirih.

“Suara nya lembut sekali,” Batin ku takjub.

“Maaf, kau siapa, ya?,” Tanya nya sambil menatap lurus ke kedua mata ku.

“Eh? Aku.. Aku Ichi.”

“Ichi?”

“Maaf, kalau aku sudah mengganggu mu! Sampai jumpa!”