-Key 2; Date-
Haah~
ini sudah hari ke-empat, setelah aku mendapat kan kunci pertama ku. Aku sudah
ngasih tau ke kakak, kalau aku sudah dapat kan kunci pertama ku sesuai janji.
Tapi, aku belum ngasih tau dewa pelindung penghuni kunci nya. Tanpa ku beri tau
pasti kalian sudah tau maskud ku.
“Nona?
Nona Ichi, bangun.”
“Ngh~?,” Merasa wajah ku basah, aku pun
membuka mata ku. “Apa yang kau lakukan!?”
“Selamat pagi nona. Sarapan sudah siap,
jadi nona bisa mandi terlebih dahulu,” Balas Zeref dengan wajah berseri-seri.
Lagi-lagi
dia gunakan cara itu untuk membangun kan ku. Menjijikan. Meski dia siluman
kucing, apa kah dia harus melakukan nya meski aku ini perempuan? Tapi,
bagaimana pun kondisi nya, dia sudah banyak membantu ku.
“Bagaimana
nona?,” Tanya Zeref begitu aku mencoba sadwich buatan nya. “Meski aku tak
pandai memasak tapi setidak nya aku sudah berusaha.”
“Yah, lumayan. Setidak nya roti buatan
mu lebih enak dari punya kakak,” Jawab ku langsung.
“Benar kah?”
“Oia, lain kali bisa nggak membangun kan
ku tanpa harus menjilati wajah ku. Aku tau kau siluman kucing. Tapi bagaimana
pun kau seorang laki-laki. Hal itu sangat di larang.”
“Um~ maaf. Aku bingung harus membangun
kan nona dengan cara apa.”
Bagaimana
pun keras nya keinginan ku untuk memarahi nya selalu saja kalah oleh wajah
polos nya. Aku menyerah. Tapi kembali lagi, setidak nya dia sangat berguna
untuk ku. Sejak ada Zeref, aku jadi nggak kesepian lagi kalau kakak sedang
nggak ada di rumah.
“Ya
sudah, aku berangkat ke sekolah dulu. Jaga rumah baik-baik, ya,” Pamit ku.
“Um~ Hati-hati di jalan, ya, nona. Selamat
belajar,” Balas Zeref ramah.
Sebenar
nya nggak tega juga meninggal kan Zeref di rumah sendirian. Tapi kalau aku bawa
dia.. Ah, jangan. Yang ada satu sekolah di buat gempar oleh nya. Mengingat
kejadian waktu itu. Aku hampir si musuhi murid perempuan satu sekolah.
Yah,
tapi kalau di lihat-lihat, dia sudah bisa menyesuaikan diri di rumah ku. Meski
terkadang insting kucing nya kambuh. Dia hampir saja mencabik-cabik semua
koleksi boneka ku. Padahal itu aku beli dari sisa-sisa uang saku ku.