Pria yang ku temui di taman tadi membuat
konsentrasi ku hilang. Tak terasa bel pulang pun berbunyi.
Nggak
biasa nya. Di depan gerbang banyak sekali murid perempuan berkumpul. Ada apa,
ya? Oh, aku ingat. Sudah menjadi kebiasaan murid perempuan di sini kalau ada
murid laki-laki dari sekolah lain mampir ke sekolah ini. Tapi, kerumunan nya
lebih dari pada biasa nya.
“Maaf,
di sana ada apa, ya?,” Tanya ku pada salah seorang murid yang keliatan nya baru
saja keluar dari kerumunan itu.
“Di dekat gerbang ada pria tampan!,”
Jawab nya histeris.
“Pria tampan?”
“Iya! Dia nggak pakai seragam, sih. Tapi
wajah nya tampan sekali!”
“Oh, begitu. Makasih.”
Pria
tampan? Aneh, nggak kayak biasa nya kerumunan terlihat begitu banyak nya.
Memang nya wajah pria itu seperti apa, sih. Kok, bisa membuat hampir seluruh
murid perempuan di buat gempar.
Lagi-lagi
penasaran. Aku pun mencoba mencari celah di antara murid-murid perempuan yang
sedang berdesakan untuk melihat pria tampan itu. Tapi nggak masalah untuk ku
yang punya badan tinggi. Aku jadi mudah melihat kedepan dengan jelas.
“Eh?
Dia, kan,” Mata ku membulat begitu melihat sosok yang ku lihat tadi pagi.
“Ke-kenapa dia di sini?”
Otak
ku mulai bekerja. Dalam pikiran ku aku mencoba untuk menebak alasan kenapa pria
itu ke sini. Mungkin kah dia ke sini untuk mencari ku? Memarahi ku karna aku
sudah mengganggu tidur nya? Atau jangan-jangan dia mau membunuh ku? Aku
langsung jadi paranoid di buat nya.
“Ke-kenapa
mereka melihat ku seperti itu?,” Gumam pria bermata sama hitam nya dengan
rambut nya. “Eh?”
“Aduh,” Mata ku lebih membulat begitu
sadar kalau dia melihat kearah ku.
“Ichi?”
“Dia melihat ku!”
*